L I A (Part I)


"Sesuatu yang aku punya dan kamu tidak, kenangan!"
by L I A


Kamu ada waktu? bisa ketemu malam ini?

Chat whatsapp darinya yang ku tunggu-tunggu selama tiga hari ini setelah pertemuan pertama kami waktu itu. Tentu saja aku mengiyakannya.

Selepas maghrib aku sudah siap-siap untuk menemuinya. Lelaki yang parasnya tidak bisa hilang dalam benakku. Lelaki yang senyumnya membuatku merasa kalau aku menemukan jeckpot malam itu. Lelaki yang suaranya begitu mahal, sampai-sampai aku harus bersusah payah mencari topik yang pas untuk memancing dia berbicara. Lelaki yang membuatku merasa kalau dia akan membawa pengaruh besar dalam kehidupanku.

Tepat jam 9 malam aku tiba di tempat kami janjian untuk bertemu. Kami ngobrol santai selama berjam-jam. Aku menatapnya lekat.
"Kamu ganteng kalau lagi senyum." Kataku. Dia lalu tersenyum.
"Apalagi senyum yang sampai kelihatan gigi, ganteng banget". Lanjutku. Dia tertawa.
Aku makin meleleh. Kata orang cara untuk membuat pasangan jatuh cinta adalah dengan membuatnya tertawa tapi bagaimana bisa kalau setiap kali dia tertawa aku yang dibuatnya jatuh cinta?
"Mulai sekarang sering-seringlah tersenyum hanya kepadaku". kataku sambil tersenyum.
Malam itu kami habiskan dengan berdiskusi ringan dan beberapa gelas kopi hangat diiringi lagu Can I dari Alina Baraz yang kemudian menjadi lagu mars tidur siangku setiap hari.

Sejak malam itu kami rutin bertukar pesan, telpon hingga video call, bertemu setiap selasa dan jumat sore karena pada hari itu kuliahnya longgar. Sedangkan untuk hari sabtu dan minggu dia pulang kampung. Hingga pada suatu hari aku memberanikan diri mengucapkan perasaanku padanya dan dia menjawab dengan kalimat yang membuat hati terasa hangat.
"I love you too". Katanya sambil mengecup bibirku.
Kisah cinta kami baru saja dimulai.
Sesederhana itu.

...

"Aku butuh di charging" katanya tiba-tiba sambil memelukku hangat, sepulang dari dia kuliah.
"Kamu bau apek asap motor". kataku menggerutu tapi tetap menyambut pelukannya hangat dan tertawa bersama.

Saat itu terlihat seperti semua akan baik-baik saja. Kami sering jalan-jalan bersama hingga larut malam bahkan sering sampai harus tidur di mobil, mengunjungi beberapa tempat wisata di dalam kota luar kota hingga luar pulau, nonton film terbaru di bioskop, nyanyi-nyanyi di mobil, menemaninya kuliah, mengunjungi kedai kopi yang kemudian jadi tempat favorit kami berdua, menemaninya melakukan hobinya, membantunya mengerjakan tugas kuliahnya, membuatkannya sarapan mi instan dan kopi hangat sebelum berangkat kuliah, bercanda saling mengolok-olok aplikasi asistent dari iphone dan andorid, ngobrol hingga larut malam dan tertidur. Saat dia tertidur aku memilih untuk terjaga, sedetik saja aku ingin menebus waktu yang telah kuhabiskan tanpa menatap wajahnya. Lalu dalam hati aku berbisik merayu Tuhanku "Tuhanku yang baik hati, Tuhanku yang Maha Pemurah, ku mohon jadikan dia milikku selamanya".

Terlalu indah untuk jadi kenyataan. Aku yang tidak pernah diinginkan tiba-tiba ada sesosok manusia sempurna yang begitu takut untuk kehilanganku.

Terlalu indah untuk jadi kenyataan. Aku tidak perlu menjadi orang lain untuk selalu berada disampingnya. Aku hanya perlu menjadi aku.

...

Hari itu dia memelukku erat sekali , lalu kemudian terasa sesuatu yang basah mengalir dipundakku. Dia menangis.
"Bae, kamu kenapa?" aku berusaha melepaskan pelukannya untuk melihat wajahnya.
"I love you." katanya sambil mengecup bibirku hangat dan memelukku lagi.
Ah, apa sih yang bisa aku keluhkan lagi?
Seorang pria dihadapanku begitu mencintaiku, menghargai kehadiranku dan begitu bangga memilikiku. Sebagai seseorang yang tidak tau rasanya dibanggakan tentu hal-hal kecil seperti ini membuatku mabuk kepayang. Lagi-lagi aku berfikir akan masa laluku. Hal baik apa yang aku lakukan hingga aku bisa mendapatkan lelaki ini?

...


Semesta suka bercanda 😏
Hari ini hatiku begitu hancur, bahkan air mata saja tidak mampu aku keluarkan. Tidak ada amarah yang bisa aku luapkan. Lelakiku. Lelakiku yang selama ini aku banggakan. Lelakiku yang selama ini menjadi manusia yang sering aku doakan dengan Tuhan, ternyata tidak setia.
Aku selalu berfikir dan mengutuk, dibagian mana kisah cinta ini tidak sempurna?
Dibagian mana aku tidak menjadi kekasih untuknya?
Dibagian mana aku menyakitinya?
Dibagian mana aku menghancurkan semuanya?
"Aku tau kamu marah, tapi aku percaya kalau kesalahanku ini masih bisa kamu maafkan." katanya sambil menatapku sedih, tangannya menggenggam tanganku.
Oh sayang, jika saja semua bisa ku lupakan. Betapa hancurnya hatiku. Betapa inginnya aku memelukmu dan bertanya "apa salahku?"
Semua itu hanya ada dipikiranku, Entah apa yang mendorongku. Aku malah  memeluknya erat mengecup kedua tangannya kemudian berbalik dan berlari pulang tanpa mengacuhkan petugas yang melihatku mulai menitikkan air mata.

...

Hidup memang tidak berjalan sesuai permintaanku. Aku tau, hidup bukan pabrik yang memproduksi berbagai permintaanku. Lelaki itu masih jadi yang paling indah yang pernah singgah. Dia banyak mengajarkanku berbagai macam rasa yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Salah satunya, diinginkan.

Sampai hari inipun, aku masih berharap dia akan menelfonku mengatakan kalau dia sudah didepan kostku lalu memintaku kembali. Kesempatan kedua? itu hal yang bodoh kata orang-orang. Tapi siapa yang tidak suka akan kesempatan yang kedua?

Kopiku terasa lebih pahit, pergantian detik terasa lebih lama, hati terasa kosong. Cinta memang hebat, bisa menyihir siapapun menjadi budaknya. Termasuk aku ..


Kapanpun kamu butuh aku. Menemanimu jika suntuk atau mendengarkan curhatmu ketika bingung. Kamu tau aku selalu ada. Kapanpun. Disini. Menunggumu.
Seperti dulu 

Tidak ada balasan.
Betapa remeh sebuah kenangan.
Kenangan yang kamu buang begitu saja.
Kenangan yang sampai sekarang aku simpan rapi.

Kenangan yang aku punya sedangkan kamu tidak~











1300104361999

Komentar

Postingan populer dari blog ini