KISAH LIA "Kali Pertama (Suara)"




Desember 2016

Aku berdiri di depan gerbang kost dengan mata sembab. Bagusnya tidak ada orang yang lalu lalang, jadi aku tidak perlu repot menyembunyikan kantung mata SBY-ku dari orang lain.
“Tega banget mutusin hubungan tiba-tiba dengan alasan tidak siap pacaran, maksudku kenapa nggak kita coba sama-sama perbaiki bagian mana yang salah. Bukankah pacaran itu hubungan antara dua orang?” Batinku bergejolak, banyak yang bilang akhiri masalahnya bukan hubungannya tapi tidak sedikit juga yang malah memilih mengakhiri hubungan dengan alasan malas direpotin masalah.
“Semua akan baik-baik saja.” kata seorang teman.
Iya semuanya pasti akan baik-baik saja.

...

Kamu tau obat yang paling sakti dari patah hati? dengan menyibukkan diri. Percayalah itu obat paling mujarab untuk lupa akan rasa sakit. Itu yang sedang berusaha ku lakukan. Aku mulai sibuk dengan bekerja, berangkat pagi pulang malam demi sampai pada titik baik-baik saja.
Malam itu ketika pulang kerja, mba kost mengajakku mampir beli mendoan untuk makan malam. Rencana kita makan di kost sama-sama tapi ternyata mba kost tiba-tiba dijemput pacarnya. Alhasil aku harus makan sendiri.
         Kalian pernah dengar phobia makan sendiri? Aku mengalaminya, aku takut makan sendiri. Sering makanan kubuang ke tong sampah, tidak jarang juga ku kasi kucing liar atau bahkan ku biarkan di rak sampai expired. Sampai teman-temanku geram karena banyak makanan yang expired di kamarku.
      Karena itu aku jadi jarang beli makan, lebih milih makan di tempat kerja bukan karena mau irit nggak perlu ngeluarin biaya tapi karena disana ramai, semua karyawan makan siang sama-sama. 
   Kalau libur gimana? Sering banget nahan laper kalau lagi libur. Badanku jadi kurus, beratku cuma 45kilo yang normalnya 53kilo. Kulitku kering karena nggak pernah makan sayur.
Banyak orang yang nggak percaya dan menganggapku drama tanpa tau aku sebenarnya memang phobia makan sendiri, ini juga salah satu alasan kenapa mantanku memilih pergi.

Makan mendoannya pakai nasi putih mba, enak lho. kata mba penjual mendoan membuyarkan lamunanku.

oh ya? nanti saya beli nasi putih ke burjo deh mba. balasku padahal batinku sudah berniat mendoannya akan masuk ke tong sampah kostan.

Sampai kost aku duduk di kamar sendirian, ku pandangi mendoan dan nasi putih yang baru ku beli. Bingung harus ku apakan makanan ini, dibuang sayang, disimpan pun mubajir, dikasi kucing liar mereka nggak akan suka makan mendoan apalagi nasi putih. Rasanya pengen nangis.

line ♪♪ 

Hanphone ku berdering, pesan dari seorang laki-laki yang baru beberapa hari ini rutin mengirimiku pesan yang sama. Hanya 3 kata, namaku.

Lia Lia Lia

                Tanpa sadar bibirku tersenyum membaca isinya, unik. Namaku disebut 3 kali kayak manggil jin hehe 😂
                Tanpa pikir panjang, ku tekan tombol telfon dipojok kanan atas dan disambut dengan nada sambung tuut tuut disebrang telfon.

Kamu sibuk nggak? Aku nggak bisa makan sendiri nih, temanin aku makan ya? lewat tlp aja. tanpa basa basi aku langsung memintanya menemaniku makan via telfon, padahal aku belum kenal dia siapa, wajahnya seperti apa, usianya berapa, jangan-jangan sudah punya anak. agak menyesal, takut salah tapi ternyata...

Iya aku temenin, kamu makan apa? suaranya berat tapi merduuuuuu banget. kepalaku rasanya enteng sampai mau copot dari badan, jantungku bergetar lebih cepat kayak orang kena serangan jantung, darahku mengalir lebih deras kayak air terjun di jurang sungai amazon, mulutku tidak bisa berenti senyum.

ah lebay ... memang!
Karena kali pertama ku dengar suaranya, aku tau aku langsung jatuh cinta.

...

Komentar

Postingan populer dari blog ini